Mengoptimalkan Internet Sebagai Sumber Informasi
Hasil survey kompas menunjukkan bahwa ada penurunan yang signifikan kuantitas judul buku yang diterbitkan di Indonesia sejak tahun 2004. Hal ini dipicu oleh adanya kenaikan harga BBM yang menyebabkan penurunan daya beli masyarakat terhadap konsumsi buku sehingga sesuai dengan hukum pasar maka penurunan permintaan masyarakat akan produk buku menyebabkan banyak penerbit yang menseleksi dengan ketat, menunda atau membatalkan sama sekali, judul-judul buku yang akan diterbitkan.
Efek lebih besar dari penurunan judul buku tersebut terutama adalah terputusnya komunikasi antara para penulis dengan masyarakat sehingga gagasan-gagasan yang sangat bermanfaat dari penulis buku, sebagai seorang pemikir, tidak dapat tersampaikan. Akibatnya secara tidak sadar terjadi penurunan kualitas kehidupan pada masyarakat karena terhambatnya informasi yang harus diterima. Memang benar masih ada koran, majalah atau televisi sebagai sumber informasi. Akan tetapi masyarakat tetap membutuhkan sumber informasi yang bersifat detil atau terperinci dan itu hanya didapatkan dari buku-buku yang bermutu.
Di kalangan aparat pemerintah, turunnya jumlah judul buku yang diterbitkan, menyebabkan terjadi kesenjangan informasi antara PNS yang berada di pusat, yang notabene lebih dekat dengan sumber informasi, dengan para PNS yang berada di daerah. Di tingkat kabupaten/kota kesenjangan itu semakin nyata mengingat banyak toko-toko buku yang ada di kabupaten/kota tutup semenjak terjadinya krisis moneter pada akhir 1997. Akibat sulitnya mencari sumber informasi, PNS yang ada di daerah cenderung memiliki kompetensi yang relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan PNS yang ada di pusat.
Dari latar belakang tersebut maka PNS yang ada di daerah perlu mencari sumber informasi alternatif guna menutupi kesenjangan kompetensi, yaitu melalui suatu ’perpustakaan besar’ yang disebut internet.
Internet Sebagai AlternatifInternet sebagai alternatif sumber informasi telah lama dikenal di Indonesia. Keunggulan internet sebagai sumber informasi, antara lain adalah : akses informasi yang relatif cepat baik dari segi waktu penerimaan maupun updating data; biaya yang relatif murah; informasi bersifat global dalam arti berasal dari seluruh dunia; serta bersifat interkatif dan fleksibel, utamanya melalui fasilitas email, chatting, mailling list atau melalui ruang komentar yang biasa disediakan oleh weblog.
Salah satu kendala dalam mencari informasi di internet adalah informasi yang begitu besar, namun tidak semuanya dibutuhkan (Tjiptono dan Santoso, 2000). Pencarian tanpa strategi khusus, bisa diibaratkan mencari dalam tumpukan jerami, akan menyebabkan salah mendapatkan informasi dan menyebabkan frustasi. Hal ini disebabkan oleh begitu banyak informasi sehingga terjadi pencarian yang tak tentu arah. Bukannya mendapat informasi yang tepat dan detil, tetapi malah menghabiskan waktu dan uang hanya untuk mencari sumber informasi.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan instansi pemerintah untuk mengoptimalkan sumber informasi di internet, yaitu : memanfaatkan situs-situs milik pemerintah, memanfaatkan situs-situs pendidikan, dan mencari topik-topik khusus dengan memanfaatkan ”search engine.” Situs-situs pemerintah atau dikenal sebagai e-government dapat dijadikan sumber informasi, utamanya dalam mencari peraturan-peraturan pemerintah terbaru. Disamping itu suatu situs milik pemerintah biasanya juga memuat akses atau link ke instansi-instansi pemerintah lain baik dalam maupun luar negeri. Situs milik pemerintah biasanya dikenali dari DNS (domain name system) ”go” atau ”gov” Sebagai contoh adalah www.jawatengah.go.id (situs milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah), www.depkominfo.go.id (situs milik Departemen Komunikasi dan Informasi RI, Jakarta yang memuat situs-situs milik seluruh Departemen Pemerintah), dan www.bandiklatjatim.go.id.
Cara kedua adalah melalui situs-situs pendidikan, baik yang dimiliki oleh universitas maupun yang dikelola suatu organisasi. Pada situs ini informasi yang dapat diambil berupa artikel-artikel ilmiah, jurnal-jurnal ilmiah maupun opini-opini dari para dosen dan tenaga pengajar tentang topik-topik aktual. Situs ini mudah dikenali dari DNS ”ac” atau ”edu” untuk situs pendidikan dan ”org” untuk suatu organisasi. Sebagai contoh adalah www.ipb.ac.id, www.brawijaya.ac.id, http://dikti.org (situs milik dirjen pendidikan tinggi yang memuat situs milik perguruan tinggi di indonesia).
Cara yang paling mudah sekaligus praktis adalah langsung mencari topik-topik yang kita inginkan melalui search engine, semisal www.yahoo.com, www.google.com, www.msn.com. Disamping itu jika pencarian pada search engine diatas kurang memuaskan atau kurang detil, kita dapat mencari pada komunitas weblog. Komunitas weblog merupakan kumpulan situs-situs pribadi yang dikelola oleh blogware atau penyedia layanan hostong blog gratis, antara lain adalah : www.blogdrive.com, www.blogsome.com, www.wordpress.com, www.multiply.com. Tulisan-tulisan yang ada di komunitas blog biasanya bersifat non komersiil, karena ditulis oleh pribadi-pribadi yang independent, sehingga uraian terhadap suatu topik biasanya lebih mendetail dan terbuka.
Optimasi Pencarian Informasi melalui Search EnginePencarian informasi melalui search engine sangat tergantung pada cara atau strategi melakukan pencarian. Bila pencarian dilakukan dengan cerdik hasil yang didapat akan lebih optimal. Sebaliknya, bila pencarian dilakukan tanpa arah, maka hasilnya pun berupa ’never ending search’ karena jumlah dokumen yang tersedia di WWW (World Wide Web) mencapai milyaran. Selain itu informasi dalam WWW tidak di-indeks seperti katalog perpustakaan yang telah diurutkan berdasarkan nomor buku, judul buku, atau indeks nama pengarang.
Menurut Tjiptono dan Santoso (2000), ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan guna mengoptimalkan pencarian informasi melalui search engine:
- Menentukan kata kunci (key words) dan kata-kata lain yang terkait (related words). Sebagai contoh apabila kita ingin mencari data pertanian, maka kita dapat memasukkan kata kunci semisal : agribisnis, usaha tani, petani, agriculture dan seterusnya.
- Pada standar search screen gunakan frase tertentu, antara lain: a. Pakai tanda petik ganda untuk menyoroti frase kata yang dicari. Contohnya: ”usaha tani” hasil pencariannya akan berbeda jika anda menuliskan: usaha tani; b. Melakukan kombinasi frase kata dengan kata biasa. Contohnya: ”usaha tani”jagung; c. Mempergunakan ’wild cards’ (tanda asterik atau *). Contohnya : Tani* untuk kata pertanian, petani, bertani
- Memanfaatkan advance search, dengan memakai ‘boolean logic’ seperti AND, OR, NOT, AND NOT dan NEAR. Tipe operator boolean, beserta contoh cara pemakaian dan deskripsinya diuraikan dalam table berikut:
- AND Contoh: sawah AND petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah dan petani
- ”..... +.....” Contoh : sawah +petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah dan petani
- AND NOT Contoh: sawah AND NOT petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah tetapi tidak ada kata petani
- ”.......... -.......” Contoh : sawah –petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah tetapi tidak ada kata petani
- OR Contoh: sawah OR petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah atau ada kata petani
- ”.............” Contoh: ”Kelompok Tani”, Berarti mencari kalimat yang ada kata kelompok tani-nya
- (.......) Contoh: sawah AND (sungai OR petani), Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah dan sungai atau mencari kata sawah dan petani
- NEAR Contoh: sawah NEAR petani, Berarti kalimat sawah atau petani harus ada dalam dokumen , dan dalam kalimat atau paragraf yang sama
4. Penggunaan kata Berbahasa Indonesia dapat juga dijadikan faktor pembatas dalam suatu pencarian, mengingat situs-situs penyedia layanan informasi dengan basic Bahasa Indonesia masih relatif sedikit.
5. Untuk pencarian gambar atau image, pemilihan ukuran gambar juga dapat dijadikan batasan bagi jumlah pencarian.
Kelemahan Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Informasi Pemanfaatan internet sebagai sumber informasi,sampai saat ini masih terus diperdebatkan utamanya dalam masalah reliabilitas dan validitas sumber acuan. Hal itu mudah dimengerti mengingat setiap orang bebas membuka hompage, terlebih lagi dalam komunitas weblog, serta bebas mengutarakan pendapat menjadi berbagai informasi. Implikasinya, tidak semua data dan informasi yang didapatkan lewat internet andal dan valid. Oleh karena itu pengguna informasi sebaiknya melakukan cross chek terhadap suatu informasi dengan cara membandingkan informasi sejenis yang disajikan situs lain. Cara lain adalah dengan meneliti kapabilitas penulis topik, misalnya melalui tulisan-tulisan sebelumnya atau tulisan yang pernah dimuat di media cetak. Cara paling aman adalah mencari informasi dari situs-situs yang kredibilitasnya tinggi, semisal situs-situs milik pemerintah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sifat informasi di internet yang mudah hilang, akibat dihapus oleh web administratornya atau homepage tidak aktif lagi (Tung, 2000). Oleh karena itu mengcopy atau download terhadap informasi perlu dilakukan guna mengantisipasi jika sumber informasi di internet sudah tidak ditemukan lagi.
Sumber ReferensiFandy Tjiptono dan Totok Budi Santoso. 2000. Strategi Riset Lewat Internet.
Khao Yao Tung. 2000. Pendidikan dan Riset di Internet. Dinastindo, Jakarta
Berbagai artikel karya Budi Putra di WWW.TheGadgetnet.com
WWW.Kompas.com