Tuesday, February 20, 2007

Manfaat Ngeblog Bagi PNS

Manfaat Ngeblog Bagi PNS

Awalnya saya termasuk orang yang ragu-ragu untuk memulai ngeblog. Buat apa ?! Sampai ’the junior’ memberikan saran and inspirasi sekaligus ngajari cara membuat blog. Bagi dia ngeblog merupakan sarana untuk belajar teknologi informasi sesuai keahliannya itu. Yang ini aku kurang setuju sama dia karena kayaknya manfaat ngeblog bisa lebih dari itu. Apalagi setelah baca artikelnya Mas Budi Putra yang pada prinsipnya minta agar ngeblog dengan cinta…

Setelah memulai ngeblog dengan cinta aku jadi ketagihan. Ternyata memang benar ada ”kebahagiaan dengan memberi...’ Kemudian mulai kuajak temen-temenku buat mulai ngeblog...tapi kayaknya susah. ”Buat apa ?” kata mereka. Malah ada yang ngomong ”eh...kamu masih sempat maen-maen ya ?” Rodo nggonduk juga....but aku gak menyerah...jadi mulai kuidentifikasi alasan-alasan kita untuk ngeblog....buat teman-temanku yang PNS tentunya.......tapi untuk yang bukan kayaknya ada juga yang cocok.......
  1. Belajar Teknologi Informasi. Kalau yang ini aku setuju deh dengan ’the junior’. Yah sudah jaman komputer dan virus masa kita masih sibuk dengan pulpen dan kertas...Basi tau...Era perkantoran modern yang ”paperless” and ”smart work” jangan hanya jadi slogan saja...kasunyatane masih ”paperfull”and ”hard work” Koyo Pak Tani wae...........
  2. Belajar Menerima Kritik. Katanya demokratis....tapi setiap kali salah and menerima kritik...sebagian besar PNS masih mrengut....gak suka...malah musuhi (or misuhi ?). Naa.... dengan membuat blog kita belajar siap dikritik kalau tulisannya jelek atau basi.......Gak boleh gampang marah....Kritik khan merupakan jamu pahit yang bikin kita tambah better....(bukan malah bete man...)
  3. Belajar Menulis. Tugas-tugas kantor khan kebanyakan berhubungan dengan tulis menulis. Bikin surat dinas kek, nota dinas, proposal kegiatan, TOR, KAK, Laporan...dsb Dengan rajin nulis di blog...saya yakin deh kualitas tulisan di kerjaan akan meningkat....
  4. Memacu Sikap Belajar. ’Learning organization’ menjadi paradigma yang mengemuka di organisasi-organisasi milik pemerintah, dan salah satu syarat mencapai itu khan individu-individu yang ada di dalamnya aktif belajar. Dengan rajin menulis di blog berarti kita sudah belajar...cause sebelum nulis khan pasti rajin nyari bahan-bahan...
  5. Belajar Percaya Diri. Budaya kerja di instansi pemerintah cenderung ’paternalistik’ dan ’feodal’ Itu menyebabkan sebagian besar PNS menjadi kurang percaya diri karena tekanan dari atasan yang begitu besar (’pa lagi kalau atasannya ’o’on...) Dengan ngeblog kita berusaha menampilkan diri pada dunia. Menampilkan segala apa yang kita miliki, termasuk potensi yang tak dapat tersalur di kantor...Disamping itu kalau tulisan kita berkualitas....semakin berkualitas...... dan tiba-tiba saja kita jadi seseorang yang ahli....dipanggil sana atau sini di lembaga-lembaga pemerintah lain, buat ngisi seminar atau sekedar narasumber....Kalau sudah begitu khan asyiiikk........Pa lagi kalau sekali-kali tulisannya pake Bahasa Inggris.........(waduh.......)
  6. Mengurangi Stress. Sudah bukan rahasia lagi kalau kondisi instansi pemerintah kurang kondusif. Terlalu kaku, birokratis, hierarkhis, kurang menghargai kreativitas, inovasi..... Dikit-dikit nggak boleh....dikit-dikit melanggar kode etik (padahal kalau baca modul-modul pelatihan PNS cukup diberi kebebasan koq....) Pokoke bikin gak puas dan lama-lama bikin stress dah......... Mangkanya tulislah sesuatu, sesukamu, gak usah ada aturan-aturan hipokrit, lepaskan bebanmu...............
Itu sebagian yang kutemukan. Ada lagi .......?!





Thursday, February 15, 2007

Kesalahan Yang Seringkali Dilakukan Pegawai


Kesalahan Yang Sering Dilakukan Oleh Pegawai
dalam Kegiatan Perkantoran


Mengajar atau lebih tepatnya memfasilitasi proses belajar mengajar dalam kegiatan diklat selalu merupakan pengalaman yang mengasyikkan. Selalu mengasyikkan karena seperti juga saya menuangkan segala sesuatu di blogosfer ini, saya selalu berusaha menjadikannya sebagai tempat sharing dalam arti saya juga pengen dapat menggali pengalaman dan pengetahuan peserta dari materi yang saya sajikan. Dan itu akan berguna untuk memperkaya mutu sajian saya di masa mendatang.

Hari senin kemaren, 12 Pebruari 2007, merupakan saat pertama saya memulai tugas mengajar di Tahun 2007 ini. Kebetulan hari itu saya mengajar materi Manajemen Perkantoran Modern pada anak-anak Prajabatan Golongan I/II Tahun 2007 Angkatan I, yang sebagian besar merupakan CPNS Provinsi dengan instansi asal sebagian besar dari rumah sakit. Bagi saya mengajar bukanlah sekedar meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka terhadap materi, akan tetapi tujuan saya adalah merubah sikap dan pola pikir untuk selalu belajar memperbaiki segala sesuatu, utamanya memperbaiki motivasi bekerja.

Model pembelajaran kontekstual mulai saya terapkan dalam proses belajar mengajar, dengan menitikberatkan pengamatan peserta terhadap kesalahan yang dilakukan PNS dalam kegiatan perkantoran, mulai dari korespondensi, manajemen kearsipan, penyusunan pelaporan dan komputerisasi perkantoran. Ada beberapa materi diskusi yang saya berikan guna memperkaya pemahaman mereka terhadap materi.

  1. a. Apa yang harus anda lakukan saat menerima surat masuk ? (tatacara mengawal surat masuk) b. Menurut pengamatan Saudara, kesalahan apa yang seringkali dilakukan PNS saat mengawal surat masuk ?
  2. a. Apa yang harus anda lakukan saat hendak mengirimkan surat ? (tatacara mengawal surat keluar) b. Menurut pengamatan Saudara, kesalahan apa yang seringkali dilakukan PNS saat mengawal surat keluar ?
  3. a. Apa yang harus anda lakukan agar arsip mudah ditemukan ? b. Menurut pengamatan Saudara, kesalahan apa yang seringkali dilakukan PNS saat melakukan kegiatan pengarsipan sehingga menyebabkan arsip susah ditemukan ?
  4. a. Apa yang harus anda lakukan saat melakukan penyusutan arsip ? b. Menurut pengamatan Saudara, kesalahan apa yang seringkali dilakukan PNS saat melakukan penyusutan arsip sehingga menyebabkan kondisi “banjir arsip” atau hilangnya arsip yang masih dibutuhkan ?
  5. a. Apa yang harus anda lakukan saat hendak menyusun surat dinas ? b. Menurut pengamatan Saudara, kesalahan apa yang seringkali dilakukan PNS saat menyusun surat dinas ?
  6. a. Apa manfaat teknologi informasi dalam kegiatan perkantoran ? b. Menurut pengamatan Saudara, kesulitan apa yang seringkali terjadi dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam kegiatan perkantoran di unit kerja Saudara ?
  7. a. Apa yang harus anda lakukan saat menyusun Laporan ? b. Menurut pengamatan Saudara, kesalahan apa yang seringkali dilakukan PNS saat menyusun laporan ?
Kesalahan PNS Dalam kegiatan Perkantoran

Ada beberapa hal menarik yang dikemukaan peserta sehubungan dengan pengamatan mereka terhadap kesalahan PNS dalam kegiatan perkantoran.
  1. Mengawal Surat Masuk, Hal-hal yang sering lalai dilakukan oleh PNS saat mengawal surat masuk antara lain adalah tidak adanya bukti serah terima surat sehingga surat seringkali terlambat pendistribusian atau malah hilang sama sekali.
  2. Mengawal Surat Keluar, Menurut peserta tembusan surat jarang dikirimkan. Hal lain adalah tanda terima surat yang sering lupa dimintakan. Peserta juga menekankan perlunya memiliki arsip surat yang belum distempel basah guna mengantisipasi jika ada instansi susulan yang perlu dikirimi surat.
  3. Penemuan Arsip (Retrieval), Arsip dari instansi pemerintah memang sering hilang. Hal ini disebabkan adanya peminjaman surat dari pengarsip yang tidak dicatat sehingga apabila surat tersebut lupa dikembalikan, sulit untuk melacaknya.
  4. Penyusutan Arsip (Jadwal Retensi Arsip), Kondisi banjir arsip akibat penyusutan arsip yang terlambat menjadi kesalahan instansi pemerintah pada umumnya.
  5. Menyusun Surat Dinas, Kesalahan yang sering terjadi dalam penyusunan surat dinas terutama adalah kesalahan penulisan. Dikemukakan juga agar ada standar baku dalam penulisan surat dinas mengingat sebagian besar surat dinas masih mengikuti bahasa ”selera” pimpinan. Penentuan tembusan kepada siapa saja juga menjadi diskusi menarik pada forum ini.
  6. Komputerisasi Perkantoran, Komputer yang masih kurang menjadi kendala utama dalam usaha penerapan komputerisasi perkantoran. Disamping itu komputer kantor yang terbatas itu umumnya juga masih ’dikuasai’ orang-orang tertentu sehingga menyulitkan bagi PNS yang belum bisa dan pengen belajar komputer.
  7. Penyusunan Laporan, Data yang kurang valid, analisis yang kurang tajam serta daftar pustaka yang terbatas menjadi kelemahan utama penyusunan laporan milik instansi pemerintah.
Demikian dan semoga dapat dijadikan patokan bagi para pimpinan dalam upaya memperbaiki pelaksanaan manajemen perkantoran di unit kerjanya.



 

Tuesday, February 13, 2007

Internet Sebagai Sebuah Perpustakaan Besar

Mengoptimalkan Internet Sebagai Sumber Informasi

Hasil survey kompas menunjukkan bahwa ada penurunan yang signifikan kuantitas judul buku yang diterbitkan di Indonesia sejak tahun 2004. Hal ini dipicu oleh adanya kenaikan harga BBM yang menyebabkan penurunan daya beli masyarakat terhadap konsumsi buku sehingga sesuai dengan hukum pasar maka penurunan permintaan masyarakat akan produk buku menyebabkan banyak penerbit yang menseleksi dengan ketat, menunda atau membatalkan sama sekali, judul-judul buku yang akan diterbitkan.
Efek lebih besar dari penurunan judul buku tersebut terutama adalah terputusnya komunikasi antara para penulis dengan masyarakat sehingga gagasan-gagasan yang sangat bermanfaat dari penulis buku, sebagai seorang pemikir, tidak dapat tersampaikan. Akibatnya secara tidak sadar terjadi penurunan kualitas kehidupan pada masyarakat karena terhambatnya informasi yang harus diterima. Memang benar masih ada koran, majalah atau televisi sebagai sumber informasi. Akan tetapi masyarakat tetap membutuhkan sumber informasi yang bersifat detil atau terperinci dan itu hanya didapatkan dari buku-buku yang bermutu.
Di kalangan aparat pemerintah, turunnya jumlah judul buku yang diterbitkan, menyebabkan terjadi kesenjangan informasi antara PNS yang berada di pusat, yang notabene lebih dekat dengan sumber informasi, dengan para PNS yang berada di daerah. Di tingkat kabupaten/kota kesenjangan itu semakin nyata mengingat banyak toko-toko buku yang ada di kabupaten/kota tutup semenjak terjadinya krisis moneter pada akhir 1997. Akibat sulitnya mencari sumber informasi, PNS yang ada di daerah cenderung memiliki kompetensi yang relatif lebih rendah apabila dibandingkan dengan PNS yang ada di pusat.
Dari latar belakang tersebut maka PNS yang ada di daerah perlu mencari sumber informasi alternatif guna menutupi kesenjangan kompetensi, yaitu melalui suatu ’perpustakaan besar’ yang disebut internet.
Internet Sebagai Alternatif
Internet sebagai alternatif sumber informasi telah lama dikenal di Indonesia. Keunggulan internet sebagai sumber informasi, antara lain adalah : akses informasi yang relatif cepat baik dari segi waktu penerimaan maupun updating data; biaya yang relatif murah; informasi bersifat global dalam arti berasal dari seluruh dunia; serta bersifat interkatif dan fleksibel, utamanya melalui fasilitas email, chatting, mailling list atau melalui ruang komentar yang biasa disediakan oleh weblog.
Salah satu kendala dalam mencari informasi di internet adalah informasi yang begitu besar, namun tidak semuanya dibutuhkan (Tjiptono dan Santoso, 2000). Pencarian tanpa strategi khusus, bisa diibaratkan mencari dalam tumpukan jerami, akan menyebabkan salah mendapatkan informasi dan menyebabkan frustasi. Hal ini disebabkan oleh begitu banyak informasi sehingga terjadi pencarian yang tak tentu arah. Bukannya mendapat informasi yang tepat dan detil, tetapi malah menghabiskan waktu dan uang hanya untuk mencari sumber informasi.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan instansi pemerintah untuk mengoptimalkan sumber informasi di internet, yaitu : memanfaatkan situs-situs milik pemerintah, memanfaatkan situs-situs pendidikan, dan mencari topik-topik khusus dengan memanfaatkan ”search engine.” Situs-situs pemerintah atau dikenal sebagai e-government dapat dijadikan sumber informasi, utamanya dalam mencari peraturan-peraturan pemerintah terbaru. Disamping itu suatu situs milik pemerintah biasanya juga memuat akses atau link ke instansi-instansi pemerintah lain baik dalam maupun luar negeri. Situs milik pemerintah biasanya dikenali dari DNS (domain name system) ”go” atau ”gov” Sebagai contoh adalah www.jawatengah.go.id (situs milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah), www.depkominfo.go.id (situs milik Departemen Komunikasi dan Informasi RI, Jakarta yang memuat situs-situs milik seluruh Departemen Pemerintah), dan www.bandiklatjatim.go.id.
Cara kedua adalah melalui situs-situs pendidikan, baik yang dimiliki oleh universitas maupun yang dikelola suatu organisasi. Pada situs ini informasi yang dapat diambil berupa artikel-artikel ilmiah, jurnal-jurnal ilmiah maupun opini-opini dari para dosen dan tenaga pengajar tentang topik-topik aktual. Situs ini mudah dikenali dari DNS ”ac” atau ”edu” untuk situs pendidikan dan ”org” untuk suatu organisasi. Sebagai contoh adalah www.ipb.ac.id, www.brawijaya.ac.id, http://dikti.org (situs milik dirjen pendidikan tinggi yang memuat situs milik perguruan tinggi di indonesia).

Cara yang paling mudah sekaligus praktis adalah langsung mencari topik-topik yang kita inginkan melalui search engine, semisal www.yahoo.com, www.google.com, www.msn.com. Disamping itu jika pencarian pada search engine diatas kurang memuaskan atau kurang detil, kita dapat mencari pada komunitas weblog. Komunitas weblog merupakan kumpulan situs-situs pribadi yang dikelola oleh blogware atau penyedia layanan hostong blog gratis, antara lain adalah : www.blogdrive.com, www.blogsome.com, www.wordpress.com, www.multiply.com. Tulisan-tulisan yang ada di komunitas blog biasanya bersifat non komersiil, karena ditulis oleh pribadi-pribadi yang independent, sehingga uraian terhadap suatu topik biasanya lebih mendetail dan terbuka.

Optimasi Pencarian Informasi melalui Search Engine
Pencarian informasi melalui search engine sangat tergantung pada cara atau strategi melakukan pencarian. Bila pencarian dilakukan dengan cerdik hasil yang didapat akan lebih optimal. Sebaliknya, bila pencarian dilakukan tanpa arah, maka hasilnya pun berupa ’never ending search’ karena jumlah dokumen yang tersedia di WWW (World Wide Web) mencapai milyaran. Selain itu informasi dalam WWW tidak di-indeks seperti katalog perpustakaan yang telah diurutkan berdasarkan nomor buku, judul buku, atau indeks nama pengarang.

Menurut Tjiptono dan Santoso (2000), ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan guna mengoptimalkan pencarian informasi melalui search engine:
  1. Menentukan kata kunci (key words) dan kata-kata lain yang terkait (related words). Sebagai contoh apabila kita ingin mencari data pertanian, maka kita dapat memasukkan kata kunci semisal : agribisnis, usaha tani, petani, agriculture dan seterusnya.
  2. Pada standar search screen gunakan frase tertentu, antara lain: a. Pakai tanda petik ganda untuk menyoroti frase kata yang dicari. Contohnya: ”usaha tani” hasil pencariannya akan berbeda jika anda menuliskan: usaha tani; b. Melakukan kombinasi frase kata dengan kata biasa. Contohnya: ”usaha tani”jagung; c. Mempergunakan ’wild cards’ (tanda asterik atau *). Contohnya : Tani* untuk kata pertanian, petani, bertani
  3. Memanfaatkan advance search, dengan memakai ‘boolean logic’ seperti AND, OR, NOT, AND NOT dan NEAR. Tipe operator boolean, beserta contoh cara pemakaian dan deskripsinya diuraikan dalam table berikut:
  • AND Contoh: sawah AND petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah dan petani
  • ”..... +.....” Contoh : sawah +petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah dan petani
  • AND NOT Contoh: sawah AND NOT petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah tetapi tidak ada kata petani
  • ”.......... -.......” Contoh : sawah –petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah tetapi tidak ada kata petani
  • OR Contoh: sawah OR petani, Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah atau ada kata petani
  • ”.............” Contoh: ”Kelompok Tani”, Berarti mencari kalimat yang ada kata kelompok tani-nya
  • (.......) Contoh: sawah AND (sungai OR petani), Berarti mencari kalimat yang ada kata sawah dan sungai atau mencari kata sawah dan petani
  • NEAR Contoh: sawah NEAR petani, Berarti kalimat sawah atau petani harus ada dalam dokumen , dan dalam kalimat atau paragraf yang sama
4. Penggunaan kata Berbahasa Indonesia dapat juga dijadikan faktor pembatas dalam suatu pencarian, mengingat situs-situs penyedia layanan informasi dengan basic Bahasa Indonesia masih relatif sedikit.
5. Untuk pencarian gambar atau image, pemilihan ukuran gambar juga dapat dijadikan batasan bagi jumlah pencarian.

Kelemahan Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Informasi

Pemanfaatan internet sebagai sumber informasi,sampai saat ini masih terus diperdebatkan utamanya dalam masalah reliabilitas dan validitas sumber acuan. Hal itu mudah dimengerti mengingat setiap orang bebas membuka hompage, terlebih lagi dalam komunitas weblog, serta bebas mengutarakan pendapat menjadi berbagai informasi. Implikasinya, tidak semua data dan informasi yang didapatkan lewat internet andal dan valid. Oleh karena itu pengguna informasi sebaiknya melakukan cross chek terhadap suatu informasi dengan cara membandingkan informasi sejenis yang disajikan situs lain. Cara lain adalah dengan meneliti kapabilitas penulis topik, misalnya melalui tulisan-tulisan sebelumnya atau tulisan yang pernah dimuat di media cetak. Cara paling aman adalah mencari informasi dari situs-situs yang kredibilitasnya tinggi, semisal situs-situs milik pemerintah.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sifat informasi di internet yang mudah hilang, akibat dihapus oleh web administratornya atau homepage tidak aktif lagi (Tung, 2000). Oleh karena itu mengcopy atau download terhadap informasi perlu dilakukan guna mengantisipasi jika sumber informasi di internet sudah tidak ditemukan lagi.


Sumber Referensi
Fandy Tjiptono dan Totok Budi Santoso. 2000. Strategi Riset Lewat Internet.
Khao Yao Tung. 2000. Pendidikan dan Riset di Internet. Dinastindo, Jakarta
Berbagai artikel karya Budi Putra di WWW.TheGadgetnet.com
WWW.Kompas.com

Thursday, February 8, 2007

Budaya Korupsi Ala Virus Komputer


Budaya Korupsi ala Virus Komputer


Tahun kemarin terjadi banyak serangan virus di komputer-komputer milik pemerintah. Setiap saya mengajar di kabupaten/kota selalu saya sempatkan untuk berdialog dengan para peserta diklat tentang masalah-masalah penerapan teknologi informasi di pemerintahan. ”masalah virus brontok pak” begitu jawab sebagian besar dari mereka.

Virus komputer ”brontok” memang menjadi masalah terbesar di lingkungan Jawa Tengah. Cara kerja virus brontok ini pada dasarnya adalah menduplikasi data-data yang ada di komputer sehingga apabila tidak tertangani dengan baik maka akan menyebabkan hard disk komputer menjadi penuh. Seperti orang yang membawa beban berat, apabila beban itu ditambah dua kali lipat maka dia akan merasa ”kaboten”, jalan menjadi pelan, terseok-seok dan akhirnya jatuh. Begitu pula komputer yang terkena virus ”brontok” karena hard disk yang semakin penuh maka ’jalannya’ juga semakin pelan, apalagi kalau dipergunakan untuk membuka beberapa program sekaligus, komputer leletnya minta ampun ! Lama kelamaan komputer sering mengalami ’hang’ dan akhirnya komputer malah mati, tidak bisa ’booting’ sama sekali.

Budaya Korupsi di Instansi Pemerintah
Sudah menjadi rahasia umum bahwa instansi pemerintah identik dengan korupsi. Bahkan saya pernah dengar dari salah satu tokoh nasional yang mengatakan bahwa adanya instansi baru (seperti BPPN, KPU atau malah KPKN ?) berarti ada tambahan sumber ”kebocoran” baru. Sehingga beredar kabar bahwa korupsi telah menjadi budaya di kalangan PNS. ”Gaji tidak cukup, Pak” demikian selalu saya dengar dari sebagian kawan. Atau yang lebih sadis ”kalau tidak korupsi, kapan kita bisa kaya?” Kalau sudah begini saya hanya bisa ’ngelus-ngelus bathuk’ yang tambah lama tambah lebar ini.
Njur, apa hubungan antara virus ’brontok’ dengan budaya korupsi di kalangan PNS ? Jelas erat sekali ! Pada virus brontok, data diduplikasi sehingga kerja komputer menjadi lambat. Sedangkan perilaku korupsi erat sekali dengan model-model ”mark up” anggaran, baik melalui harga beli barang yang tinggi, spek barang yang tidak jelas, jumlah panitia kegiatan yang menggelembung, hari perjalanan dinas yang panjang, kwitansi kosong, dan.............masih banyak lagi yang lainnya (menyitir lagu lamanya bang Haji Oma Irama).
Akibatnya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan pemerintah cenderung ’mahal’ atau dalam istilah ekonomi disebut sebagai ’ekonomi biaya tinggi’ Kalau orang bisnis bilang ’besar cost daripada kemanfaatannya’ Ya sudah........seperti juga virus ’brontok’ maka pemerintah kita makin lama akan makin terbebani dengan ’biaya-biaya’ tinggi tersebut padahal PR peningkatan pelayanan masyarakat semakin banyak dan mendesak.

Bagaimana Cara Menanganinya ?
Virus ’brontok’ seperti juga virus-virus komputer lain dapat ditangani dengan mudah tetapi butuh rutinitas dan kesabaran. Hal itu mudah dimengerti karena setiap virus pasti ada anti virusnya. Kualitas setiap anti virus di internet pada dasarnya relatif sama dalam menangani seluruh virus komputer, walaupun seperti juga setiap sistem pasti ada keunggulan dan kelemahannya. Oleh karena itu tidak ada rekomendasi anti virus khusus, boleh pakai norton, symantec, AVG, Antivir atau malah produk-produk lokal macam norman, PCAV, kill brotok, shampo anti brontok atau anti decoil.
Pelayanan anti virus secara mudah dapat ditemui dan di-download secara gratis di internet. Hanya saja seperti situs-situs komersial lain, layanan anti virus tersebut juga mengandung konsekuensi untuk selalu di update secara rutin. Ada yang seminggu sekali ada yang 10 hari sekali atau ada yang sebulan sekali. Ini penting sebagai upaya menghidupi situs-situs tersebut karena dengan semakin banyak pengunjung situs maka akan semakin banyak pula sponsor yang masuk. Tanpa dilakukan ’updating’ maka seluruh anti virus tersebut tidak akan ampuh lagi dalam menangani virus ’brontok’ karena setiap anti virus pasti diberi masa pakai (out of date or expired).
Naa........bagaimana dengan penanganan budaya korupsi di aparat pemerintah. Sama dengan anti virus, penanganan korupsi juga mudah tetapi juga membutuhkan kesabaran serta rutinitas. Materi-materi keagamaan atau materi-materi nilai-nilai menjadi obat paling ampuh dalam masalah penangana korupsi. Hanya saja perlu diingat bahwa perubahan sikap merupakan suatu proses sehingga perlu selalu diulang dan diulang lagi untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Artinya pembinaan mental PNS, baik dalam bentuk ceramah keagamaan maupun ceramah nilai-nilai hendaknya dilaksanakan secara rutin dan terus menerus. Orang harus selalu diingatkan untuk senantiasa berbuat baik. Ibaratnya anti virus ’brontok’ harus di update agar bisa berfungsi dengan baik maka sikap mental anti korupsi juga harus selalu ’di update’ secara rutin dan dilakukan pembersihan pula secara kontinyu terhadap pelaku-pelakunya atau ’virus-virus’ yang ada di pemerintahan.
Disamping itu perbaikan komputer baik dari segi penambahan jumlah hard disk, penambahan RAM, apalagi penggantian mother board juga diyakini akan memperbaiki kinerja komputer. Kalau di instansi pemerintah ? Perbaikan gaji dan tunjangan-tunjangan, seperti tunjangan istri, anak, kesehatan, pendidikan diharapkan mampu memberantas budaya korupsi di pemerintahan. Karena kalau tidak dilakukan maka seorang PNS selalu akan mengharapkan dan mencari ’tambahan’ penghasilan. Dan itu berarti.................